Perih


Bunga itu pernah mekar
Tapi tak bisa dimiliki
Bunga itu memilih seekor ulat tuk memakannya ketibang tuk dirawat
Cuma duri-durinya saja yang tersisa bagiku

Sekeras apapun akal tuk bertahan, tapi hati tetap saja lapuk
Ia bagaikan godaan, tapi tak mempan dengan ta’awudz

Mikroskop Cahaya



Komponen-komponen mikroskop terdiri dari:
1. Lensa okuler
Merupakan bagian yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati objek. Lensa okuler terpasang pada tabung atas mikroskop. Perbesaran pada lensa okuler ada tiga macam, yaitu 5x, 10x, dan 12,5x.
2. Tabung mikroskop
Merupakan penghubung lensa okuler dan lensa objektif. Tabung terpasang pada bagian bergerigi yang melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yang bergerigi, tabugn dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
Continue reading

Bukti Keistimewaan Wanita Dalam Islam


Siapa yang dapat memungkiri bahwa islam memanglah rahmat bagi semesta alam. Islam adalah juga satu- satunya agama yang menentramkan lahir dan batin manusia. Barang siapa yang mengikutinya, maka kemuliaan akan melingkupinya. Barang siapa menyelaminya, maka kedamaian yang akan selalu menyertainya.

Islam, menyematkan kemuliaan dalam diri seorang wanita. Sang pesona dunia ini, diajarkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk tetap menjadi indah dan yang terindahkan. Namun sayang, banyak manusia yang lemah iman dan lemah ilmu yang justru tidak bisa menikmati dan menyadari keindahan itu dalam hati mereka. Dan begitulah, Allah telah menutup hati, dan indrawi mereka, dalam begitu kencangnya fitnah yang tujuan akhirnya sangat jelas, yaitu melucuti keindahan wanita itu sendiri, dengan cara merendahkan mereka layaknya hewan, atau bahkan lebih rendah dari itu. Naudzubillah…
Continue reading

KH Ahmad Sanusi, Ulama Pejuang dari Pasundan


Ahmad Sanusi adalah tokoh Partai Sarekat Islam (SI) dan pendiri Al Ittihadiat al-Islamiyah. Beliau dilahirkan di Kewedanan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat pada 1888, dan wafat di Pesantren Gunung Puyuh, Sukabumi pada 1950. Ada pula yang menyebutkan, beliau dilahirkan pada 18 September 1889 Masehi, atau bertepatan dengan 3 Muharram 1306 H. Ayahnya KH Abdurrahim adalah tokoh masyarakat dan pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi.

Sejak kecil beliau belajar ilmu agama dari ayahnya sampai ia berusia lima belas tahun.
Selanjutnya, ia belajar ke beberapa pondok pesantren di Jawa Barat selama kurang lebih enam tahun. Setelah menamatkan pendidikannya di pondok pesantren, Ahmad Sanusi memutuskan kembali ke kampung halamannya untuk membantu mengajar di pesantren ayahnya.

Pada 1904, Ahmad Sanusi berangkat ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama. Namun, sumber lain menyebutkan, pada 1908, beliau pergi ke Makkah bersama istri yang baru saja dinikahinya untuk menunaikan ibadah haji. Setelah musim haji berakhir, ia tidak kembali ke kampung halamannya, melainkan memutuskan untuk bermukim di Makkah untuk beberapa waktu lamanya.
Continue reading